Seiring dengan perkembangan teknologi, sosial dan ekonomi serta kebutuhan
untuk dapat bersaing secara global, maka berbagai tuntutan keterampilan
semakin berkembang pula. Keterampilan-keterampilan ini dikenal sebagai
keterampilan Abad 21. Salah satu keterampilan yang diperlukan adalah
keterampilan berpikir kritis atau lebih dikenal sebagai Higher Order Thinking
Skill (HOTs).
Secara umum, kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan
proses berpikir kompleks dalam menguraikan objek materi, menyusun
kesimpulan, membangun representasi dari materi yang dipelajari,
menganalisis dengan cara dekomposisi atau abstraksi, dan membangun relasi
antar objek yang melibatkan aktivitas mental yang paling diperlukan.
Menurut jenjang taksonomi Bloom, dalam proses pembelajaran, keterampilan
yang digunakan untuk mengidentifikasi proses tingkat tinggi, secara
mendasar dibagi menjadi dua bagian. Pertama adalah keterampilan tingkat
rendah, yaitu mengingat (remembering), memahami (understanding), dan
menerapkan (applying), dan kedua adalah yang diklasifikasikan ke dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa keterampilan menganalisis
(analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating).
Sebagai Transfer of Knowledge
Untuk memudahkan memahami keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka
pembahasan mengikuti tiga kefungsian yang erat saling terkait, berdasarkan
apa yang disampaikan oleh Afandi & Sajidan tahun 2017, yaitu:
Secara umum terdapat dua pendekatan umum dalam proses pembelajaran
yaitu learning for recalls (belajar untuk mengingat) dan learning for transfer
knowledge (belajar untuk mentransfer pengetahuan). Learning for recalls,
Walaupun keduanya sama-sama membutuhkan pemikiran, namun belajar
untuk mentransfer pengetahuan merupakan suatu “pembelajaran yang lebih
bermakna”.
Sebagai Problem Solving
Tujuan pembelajaran ini adalah agar siswa dapat mengidentifikasi dan
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi di kehidupan akademik maupun
kehidupan nyata, termasuk mampu untuk menciptakan solusi baru untuk
menyelesaikan masalah yang mereka definisikan sendiri atau yang ditemui
dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi “being able to think” setelah proses
pembelajaran HOTs pada fungsi ini adalah kondisi jika siswa dapat
menyelesaikan masalah dan bekerja secara kreatif. Contoh pembelajaran
HOTs as problem solving adalah siswa diminta untuk mengidentifikasi
bagaimana cara yang paling efektif untuk melakukan edukasi untuk
mencegah bullying.
Sebagai Critical Thinking and Creative Thinking
Critical thinking adalah kemampuan melakukan penalaran dan berpikir
reflektif untuk fokus dalam memutuskan apa yang diyakini atau yang akan
dilakukan (Noriss & Ennis, 1989). Dalam hal ini siswa dapat dikatakan “being
able to think” jika setelah proses pembelajaran HOTs, siswa mampu untuk
melakukan penilaian yang bijak atau menghasilkan kritik yang memiliki
argumen. Tujuan pembelajaran high order thinking as critical adalah
mengajarkan siswa untuk melakukan penalaran, merenung dan membuat
keputusan yang tepat. Contoh HOTs as critical and creative thinking adalah
siswa diminta untuk mengevaluasi dan mengestimasi akibat dari berbagai
kebijakan sekolah terkait penggunaan gadget di sekolah.
Posting Komentar untuk "Pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skills)"